Dari Nabi S.A.W., "Pada waktu malam saya
diisrakkan sampai ke langit, Allah S.W.T telah memberikan lima wasiat, antaranya :
Janganlah engkau gantungkan hatimu
kepada dunia kerana sesungguhnya Aku tidak menjadikan dunia ini untuk
engkau
Jadikan cintamu kepada-Ku sebab
tempat kembalimu adalah kepada-Ku
Bersungguh-sungguhlah engkau
mencari syurga
Putuskan harapan dari makhluk
kerana sesungguhnya mereka itu sedikitpun tidak ada kuasa di tangan mereka
Rajinlah mengerjakan sembahyang
tahajjud kerana sesungguhnya pertolongan itu berserta qiamullail
Ibrahim bin Adham berkata, "Telah datang
kepadaku beberapa orang tetamu, dan saya tahu mereka itu adalah wakil guru
tariqat. Saya berkata kepada mereka, berikanlah nasihat yang berguna kepada
saya, yang akan membuat saya takut kepada Allah S.W.T.
Lalu mereka berkata, "Kami wasiatkan kepada
kamu 7 perkara, iaitu :
Orang yang banyak bicaranya
janganlah kamu harapkan sangat kesedaran hatinya
Orang yang banyak makan janganlah
kamu harapkan sangat kata-kata himat darinya
Orang yang banyak bergaul dengan
manusia janganlah kamu harapkan sangat kemanisan ibadahnya
Orang yang cinta kepada dunia
janganlah kamu harapkan sangat khusnul khatimahnya
Orang yang bodoh janganlah kamu
harapkan sangat akan hidup hatinya
Orang yang memilih berkawan dengan
orang yang zalim janganlah kamu harapkan sangat kelurusan agamanya.
Orang yang mencari keredhaan
manusia janganlah harapkan sangat akan keredhaan Allah daripadanya
Aceh...tentu anda sudah
sering mendengar nama Aceh , yang sekarang hanya sebuah provinsi dari Negara
Republik Indonesia,
tapi tahukah anda asal mula Bangsa Aceh dari mana...?.
Aceh...adalah sebuah bangsa yang sudah ada sejak 2.500 tahun yang lalu
dan sudah dikenal sejak abad ke-5 M dengan kerajaan Poli yang berada di pantai
Sigli ( Aceh Pidie ) , Aceh adalah bangsa yang unik yang terdiri dari
multikultur suku dan bahasa serta budaya, Aceh adalah negeri yang penuh
julukan...Aceh negeri serambi mekkah, Aceh negeri tanah rencong, Aceh negeri
syariat Islam, Aceh negeri sejuta warung kopi dan sebagainya.
Menurut salah satu sumber dikalangan peneliti sejarah dan
antropologi seperti yang saya kutip dari Cakradonya,
bahwa asal usul Bangsa Aceh berasal dari suku Mantee yang hidup di rimba
raya Aceh yang memiliki ciri-ciri postur tubuh agak kecil dibandingkan dengan
orang Aceh sekarang. menurut prakiraan suku mantee ini mempunyai hubungan
terkait dengan suku bangsa Mantera di Malaka yang merupakan
bagian dari bangsa Monk Khmer dari hindia belakang.Seprti anda lihat
persamaan yang ada dalam jiwa-jiwa orang Aceh dengan orang Khmer yaitu semangat
dan api revolusi yang menyala-nyala.
Kembali pada sejarah masa lalu disini kita lihat Pengaruh
pertama terhadap bangsa Aceh datang dari bangsa India yang membawa ajaran Hindu
dan Budha masuk ke Aceh sekitar 2.500 tahun yang lalu, bangsa India
telah membuat perkampungan di Aceh, mereka datang melalui pesisir pantai utara
Aceh. Sangat beranekaragamnya sumber-sumber yang mengingat pelabuhan-pelabuhan
dagang itu, dimana diperoleh informasi dari Cina, Arab, India,
bahkan Eropa, adalah bukti yang cukup kuat bahwa tempat itu memang dari
dahulu kala sudah merupakan persimpangan internasional yang sangat strategis di
apit oleh samudera hindia dan selat malaka.
Dalam perjalanan sejarah seperti kita ketahui sekitar
tahun 500 Masehi di Aceh telah berdiri satu kerajaan yang di kenal
internasional yang bernama kerajaan Poli, kerajaan Poli ini berada di pantai
Sigli, Aceh Pidie dan Dan pada akhir abad 13 tercatat bahwa kerajaan
Samudera pasai yang didirikan oleh Meurah Silo
yang kemudian bergelar Sultan Malikus-Saleh hingga Sulthan Ali
Mughayat Syah Seorang raja Aceh yang lebih lihai dan beruntung dari
raja-raja sebelumnya, berhasil memproklamirkan KERAJAAN
ACEH DARUSSALAM pada hari Kamis, 21 Dzulqaidah 916 H
atau 20 Februari 1511 ( menurut salah satu sumber sang sulthan sudah berkuasa
mulai tahun 1496 ) dan Aceh menjadi salah satu dari SUKU ADI DAYA
dikawasannya yang merupakan salah satu dari lima kerajaan Islam terbesar di
dunia pada masa itu dan Aceh mencapai puncak kejayaan yang gilang gemilang
di jaman keemasan Sulthan Iskandar Muda.
Sejarah Kerajaan Aceh Darussalm terukir selama 407 tahun dibumi Ilahi ini yang
berakhir dimasa sulthan Muhammad Daud Syah pada tahun 1903.
Aceh sepanjang sejarah seindah lukisan dalam kanvas lukisan
Sayed Dahlan Al Habsyi kini hanyalah sebuah
provinsi yang menjadi salah satu selir dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Aceh adalah nama sebuah
Bangsa yang mendiami ujung paling utara pulau sumatera yang terletak di antara
samudera hindia dan selat malaka.
Aceh merupakan sebuah nama dengan berbagai legenda
dan mitos , sebuah bangsa yang sudah dikenal dunia internasional sejak
berdirinya kerajaan poli di Aceh Pidie dan mencapai puncak
kejayaan dan masa keemasan pada zaman Kerajaan Aceh Darussalam di masa
pemerintahan Sulthan Iskandar Muda hingga berakhirnya kesulthanan Aceh
pada tahun 1903 di masa Sulthan Muhammad Daud Syah.
Dan walau dalam masa 42 tahun sejak 1903 s/d 1945 Aceh
tanpa pemimpin, Aceh tetap berdiri dan terus berjuang mempertahankan
kemerdekaannya dari tangan Belanda dan Jepang yang dipimpin oleh
para bangsawan, hulubalang dan para pahlawan Aceh seperti Tgk
Umar, Cut Nyak Dhien dan lain-lain dan juga Aceh mempunyai andil
yang sangat besar dalam mempertahankan Nusantara ini dengan pengorbanan rakyat
dan harta benda yang sudah tak terhitung nilainya hingga Aceh bergabung dengan
Indonesia karena kedunguan dan kegoblokanDaud Beureueh
yang termakan oleh janji manis dan air mata buaya Soekarno.
Banyak sekali tentang mitos tentang nama Aceh,
Berikut beberapa mitos tentang nama Aceh yang dirangkum dari berbagai
catatan lama seperti yang saya kutip dari Web Forum Plasa.
1. Menurut H. Muhammad Said (1972), sejak abad
pertama Masehi, Aceh sudah menjadi jalur perdagangan internasional. Pelabuhan
Aceh menjadi salah satu tempat singgah para pelintas. Malah ada di antara
mereka yang kemudian menetap. Interaksi berbagai suku bangsa kemudian membuat
wajah Aceh semakin majemuk.Sepeti dikutip oleh H.M.Said catatan Thomas
Braddel yang menyebutkan, di zaman Yunani, orang-orang Eropa
mendapat rempah-rempah Timur dari saudagar Iskandariah, Bandar Mesir
terbesar di pantai Laut Tengah kala itu. Tetapi, rempah-rempah tersebut
bukanlah asli Iskandariah, melainkan mereka peroleh dari orang Arab Saba.Orang-orang
Arab Saba mengangkut rempah-rempah tersebut dari Barygaza atau dari pantai
Malabar Indiadan dari pelabuhan-pelabuhan lainnya. Sebelum diangkut ke negeri mereka,
rempah-rempah tersebut dikumpulkan di Pelabuhan Aceh.
2. Raden Hoesein Djajadiningrat dalam bukunya Kesultanan
Aceh (Terjemahan Teuku Hamid, 1982/1983) menyebutkan bahwa berita-berita
tentang Aceh sebelum abad ke-16 Masehi dan mengenai asal-usul pembentukan Kerajaan
Aceh sangat bersimpang-siur dan terpencar-pencar.
3. HM. Zainuddin (1961) dalam bukunya Tarich Aceh dan
Nusantara, menyebutkan bahwa bangsa Aceh termasuk dalam rumpun bangsa
Melayu, yaitu; Mantee (Bante), Lanun, Sakai Jakun, Semang (orang
laut), Senui dan lain sebagainya, yang berasal dari negeri Perak dan
Pahang di tanah Semenanjung Melayu.Semua bangsa tersebut erat hubungannya
dengan bangsa Phonesia dari Babylonia dan bangsa Dravida
di lembah sungai Indus dan Gangga, India. Bangsa Mante di
Aceh awalnya mendiami Aceh Besar, khususnya di Kampung Seumileuk, yang
juga disebut Gampong Rumoh Dua Blah.Letak kampung tersebut di atas Seulimum,
antara Jantho dan Tangse. Seumileuk artinya dataran yang luas.
Bangsa Mante inilah yang terus berkembang menjadi penduduk Aceh Lhee Sagoe (di
Aceh Besar) yang kemudian ikut berpindah ke tempat-tempat lainnya.Sesudah tahun
400 Masehi, orang mulai menyebut ”Aceh” dengan sebutan Rami atau Ramni.
Orang-orang dari Tiongkok menyebutnya lan li, lanwu li, nam wu li, dan
nan poli yang nama sebenarnya menurut bahasa Aceh adalah Lam Muri.Sementara
orang Melayu menyebutnya Lam Bri (Lamiri). Dalam catatan Gerini, nama Lambri
adalah pengganti dari Rambri (Negeri Rama) yang terletak di Arakan (antara
India Belakang dan Birma), yang merupakan perubahan dari sebutan Rama Bar atau
Rama Bari.
4. Rouffaer, salah seorang penulis sejarah, menyatakan
kata al Ramni atau al Rami diduga merupakan lafal yang salah dari kata-kata
Ramana. Setelah kedatangan orang portugis mereka lebih suka menyebut orang
Aceh dengan Acehm.
5. Sementara orang Arab menyebutnya Asji.
Penulis-penulis Perancis menyebut nama Aceh dengan Acehm, Acin, Acheh ;
orang-orang Inggris menyebutnya Atcheen, Acheen, Achin. Orang-orang Belanda
menyebutnya Achem, Achim, Atchin, Atchein, Atjin, Atsjiem, Atsjeh, dan Atjeh.
Orang Aceh sendiri, kala itu menyebutnya Atjeh.
6. Informasi tentang asal-muasal nama Aceh memang banyak
ragamnya. Dalam versi lain, asal-usul nama Aceh lebih banyak diceritakan dalam
mythe, cerita-cerita lama, mirip dongeng. Di antaranya, dikisahkan zaman
dahulu, sebuah kapal Gujarat (India) berlayar ke Aceh dan tiba di
Sungai Tjidaih (baca: ceudaih yang bermakna cantik, kini disebut Krueng Aceh).Para
anak buah kapal (ABK) itu pun kemudian naik ke darat menuju Kampung Pande.
Namun, dalam perjalanan tiba-tiba mereka kehujanan dan berteduh di bawah sebuah
pohon. Mereka memuji kerindangan pohon itu dengan sebutan, Aca, Aca, Aca, yang
artinya indah, indah, indah. Menurut Hoesein Djajadiningrat, pohon itu bernama
bak si aceh-aceh di Kampung Pande (dahulu), Meunasah Kandang.
Dari kata Aca itulah lahir nama Aceh.
7. Dalam versi lain diceritakan tentang perjalanan Budha
ke Indo China
dan kepulauan Melayu. Ketika sang budiman itu sampai di perairan Aceh,
ia melihat cahaya aneka warna di atas sebuah gunung. Ia pun berseru “Acchera
Vaata Bho” (baca: Acaram Bata Bho, alangkah indahnya). Dari kata itulah lahir
nama Aceh. Yang dimaksud dengan gunung cahaya tadi adalah ujung batu putih
dekat Pasai.
8. Dalam cerita lain disebutkan, ada dua orang kakak
beradik sedang mandi di sungai. Sang adik sedang hamil. Tiba-tiba hanyut sebuah
rakit pohon pisang. Di atasnya tergeletak sesuatu yang bergerak-gerak. Kedua putri
itu lalu berenang dan mengambilnya. Ternyata yang bergerak itu adalah seorang
bayi. Sang kakak berkata pada adiknya “Berikan ia padaku karena kamu sudah
mengandung dan aku belum.”Permintaan itu pun dikabulkan oleh sang adik. Sang
kakak lalu membawa pulang bayi itu ke rumahnya. Dan, ia pun berdiam diri di
atas balai-balai yang di bawahnya terdapat perapian (madeueng) selama 44 hari,
layaknya orang yang baru melahirkan. Ketika bayi itu diturunkan dari rumah,
seisi kampung menjadi heran dan mengatakan: adoe nyang mume, a nyang ceh (Maksudnya
si adik yang hamil, tapi si kakak yang melahirkan).
9. Mitos lainnya menceritakan bahwa pada zaman dahulu ada
seorang anak raja yang sedang berlayar, dengan suatu sebab kapalnya karam. Ia
terdampar ke tepi pantai, di bawah sebatang pohon yang oleh penduduk setempat
dinamai pohon aceh. Nama pohon itulah yang kemudian ditabalkan menjadi
nama Aceh.
10. Talson menceritakan, pada suatu masa seorang puteri
Hindu hilang, lari dari negerinya, tetapi abangnya kemudian menemukannya
kembali di Aceh. Ia mengatakan kepada penduduk di sana bahwa puteri itu aji, yang artinya
”adik”. Sejak itulah putri itu diangkat menjadi pemimpin mereka, dan nama aji
dijadikan sebagai nama daerah, yang kemudian secara berangsur-angsur berubah
menjadi Aceh.
11. Mitos lainnya yang hidup di kalangan rakyat Aceh,
menyebutkan istilah Aceh berasal dari sebuah kejadian, yaitu istri raja yang
sedang hamil, lalu melahirkan. Oleh penduduk saat itu disebut ka ceh yang
artinya telah lahir. Dan, dari sinilah asal kata Aceh.
12. Kisah lainnya menceritakan tentang karakter bangsa
Aceh yang tidak mudah pecah. Hal ini diterjemahkan dari rangkaian kata a yang
artinya tidak, dan ceh yang artinya pecah. Jadi, kata aceh bermakna
tidak pecah.
13. Di kalangan peneliti sejarah dan antropologi,
asal-usul bangsa Aceh adalah dari suku Mantir (Mantee, bahasa
Aceh) yang hidup di rimba raya Aceh. Suku ini mempunyai ciri-ciri dan postur
tubuh yang agak kecil dibandingkan dengan orang Aceh sekarang. Diduga suku
Manteu ini mempunyai kaitan dengan suku bangsa Mantera di Malaka, bagian dari
bangsa Khmer dari Hindia Belakang.
Semoga bermamfaat untuk menambah wawasan kita tentang Aceh
yang merupakan sebuah negeri yang unik dalam sejarah sepanjang Abad.