Dua orang wanita mukminah yang namanya terukir dengan indah
didalam kitab-Nya yang mulia dimana setiap saat ribuan bahkan jutaan umat islam
membaca namanya.Al-Qur’an mengabadikan namanya sebagai contoh dan teladan bagi
kaum wanita muslimah yang ingin mengikuti jejaknya dialah Asiyah istri Fir’aun
dan Maryam binti Imran.Karena keteguhan imannya, ketaatannya dan kepasrahannya
yang mendalam terhadap takdir Rabb-Nya maka surgalah menjadi tempat tinggal
mereka berdua yang abadi.
Kita simak kisah mereka berdua dalam ayat berikut ini,
Allah Ta’ala berfirman:
“ Dan, Allah membuat
istri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman ketika ia berkata,”Ya,
Rabbi, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah
aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim,
dan ingatlah Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami
tiupkan kedalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan
kalimat-kalimat Rabbnya dan kitab-kitabNya dan dia termasuk orang yang taat”
(At_tahrim:11-12)
Firman-Nya: ” Dan Allah membuat istri Fir’aun sebagai
perumpamaan bagi orang-orang yang beriman”. Namanya adalah Asiyah binti
Muzahim.Dia memiliki firasat yang kuat dan benar, beriman kepada Musa alaihis
salam, sehingga dia disiksa Fir’aun. Artinya, Allah telah menjadikan keadaannya
sebagai perumpamaan tentang keadaan orang-orang yang beriman sebagai sugesti
bagi mereka agar teguh dalam ketaatan, berpegang kepada agama dan sabar jika ditimpa
kekerasan, bahwa pasukan kafir tidak akan mampu menimpakan mudharat kepada
mereka, seperti keadaan istri Fir’aun, meski dia berada dibawah kekuasaan orang
kafir yang paling kafir. Imannya kepada Allah membuatnya berada di dalam surga
yang penuh dengan kenikmatan. Disini terkandung dalil bahwa hubungan kekufuran
tidak menimbulkan mudharat terhadap iman.
Firman-Nya, “ Ketika ia berkata,Ya’Rabbi bangunlah untukku
sebuah rumah disisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan
perbuatannya” artinya, dari perbuatannya yang buruk dan dari kemusyrikannnya
serta kejahatan perbuatannya. Menurut Ibnu Abbas, dari perbuatannya artinya
dari seluruh perbuatannya.Menurut Salman, istri Fir’aun disiksa dengan
matahari. Jika mereka meninggalkannya, maka para malikat melindunginya dengan
sayap-sayapnya. Dia juga dapat melihat rumahnya disurga.Perkataannya”Dan
selamatkanlah aku dari kaum yang zalim” menurut Al-Kalaby, maksudnya penduduk
Mesir. Menurut Muqatil, maksudnya kaum Qibthi. Allah mengeluarkan rumahnya disurga,
sehingga dia dapat melihatnya, lalu rohnya dicabut. Menurut Al-Hasan dan Ibnu
Kaisan, Allah menyelamatkannya dengan keselamatan yang mulia dan mengangkatnya
ke surga sambil makan dan minum.
Disini terkandung dalil bahwa memohon perlindungan kepada Allah
dan kembali kepada-Nya, memohon keselamatan ketika mendapat cobaan dan bencana,
merupakan kebiasaan orang-orang shalih baik laki-laki maupun wanita, karakter
orang-orang yang beriman kepada akhirat, laki-laki dan wanita. Dari Abu
Hurairah, bahwa Fir’aun mengikat istrinya dengan empat tali dalam kedaan
terlentang, lalu meletakkan batu penggiling diatas dadanya, matanya dihadapkan
kearah matahari. Dia menengadahkan kepala ke arah langit seraya berkata:”Ya,
Rabbi, bangunlah untukku sebuah rumah disisi-Mu”
Firman-Nya”Dan, ingatlah Maryam putri Imran yang memelihara
kehormatannya” Maksud penyebutan Maryam ini, bahwa Allah mengimpunkan baginya
kemuliaan dunia dan akhirat, memilihnya diantara para wanita seluruh alam,
padahal dia hidup ditengah orang-orang kafir. Dia memelihara dirinya dari
kekejian dan jauh dari kaum lelaki. Tak seorang lelakipun pernah menyentuh,
menikah, apalagi berzina dengannya. “Dan dia membenarkan kalimat-kalimat
Rabb-Nya dan kitab-kitab-Nya dan dia termasuk orang-orang yang taat” artinya,
dia membenarkan syariat-syariat Allah yang diturunkan kepada hamba-hamba-Nya.
Dari Ibnu Abbas, dia berkata Rasulullah shalallau alaihi
wassalam bersabda:
“ Sebaik-baik wanita penghuni surga ialah Khadijah binti
Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran dan Asiyah binti Muzahim,
istri Fir’aun” (ditakhrij Ahmad, Ath-Thabrany dan Al-Hakim)
Didalam Ash-Shahihain dan lainnya disebutkan dari hadits
Abu Musa Al-Asy’ary bahwa Nabi shalallau alaihi wassalam bersabda:
“ Banyak laki-laki yang sempurna dan tidak ada wanita yang
sempurna kecuali Asiyah istri Fir’aun dan Maryam binti Imran..”
Begitu mulianya derajat dan kedudukan kedua wanita tersebut
yang dimana semua itu adalah hasil dari ketaatan mereka terhadap syariat
Rabb-Nya. Dengan membaca kisah diatas dapat kita petik manfaatnya agar kita
berlomba-lomba untuk menuju ketaatan kepada-Nya dan berusaha meraih predikat
wanita shalihah, dimana dia adalah sebaik-baik perhiasan dunia dan tidak ada
balasan bagi wanita shalihah selain surga-Nya.Ya, Allah masukkanlah kami
kedalam orang-orang yang taat dan tunduk terhadap perintah-Mu. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar