Adalah untuk menjadikan rumah itu
sebagai sakan, yakni "tempat yang
menenangkan dan menenteramkan seluruh anggotanya." Dan
dalam konteks inilah Rasulullah Saw.
menggarisbawahi sifat-sifat seorang istri yang baik yakni
yang menyenangkan suami bila ia dipandang, menaati
suami bila ia diperintah, dan ia memelihara
diri, harta, dan anak-anaknya, bila suami jauh darinya.
Sebagai ibu, seorang istri adalah pendidik pertama
dan utama bagi anak-anaknya, khususnya pada masa-masa balita. Memang,
keibuan adalah rasa yang dimiliki oleh
setiap wanita, karenanya wanita selalu
mendambakan seorang anak untuk menyalurkan rasa keibuan
tersebut. Mengabaikan potensi ini, berarti mengabaikan jati diri
wanita. Pakar-pakar ilmu jiwa menekankan bahwa anak pada
periode pertama kelahirannya sangat membutuhkan kehadiran
ibu-bapaknya. Anak yang merasa kehilangan perhatian (misalnya
dengan kelahiran adiknya) atau rnerasa diperlakukan tidak wajar,
dengan dalih apa pun, dapat mengalami ketimpangan kepribadian.
Rasulullah Saw. pernah menegur seorang ibu
yang merenggut anaknya secara kasar dari pangkuan Rasulullah,
karena sang anak pipis, sehingga membasahi pakaian
Rasul. Rasulullah bersabda, "Jangan engkau
menghentikan pipisnya. (Pakaian) ini dapat dibersihkan
dengan air tetapi apakah
yang dapat menghilangkan kekeruhan
dalam jiwa anak ini (akibat perlakuan kasar itu)?
Para ilmuwan juga berpendapat bahwa,
sebagian besar kompleks kejiwaan yang dialami oleh orang dewasa adalah akibat
dampak negatif dari perlakuan yang dialaminya waktu kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar